Minggu, 13 Maret 2011

HUKUM PERDATA ISLAM

HUKUM PERDATA ISLAM
OLEH: AL-FAQIR BILLAH M. SAFII GOZALI

1. Pengertian:
peraturan yg berkaitan dengan hukum perdata dalam arti terbatas (perkawinan, waris dan wakaf),yg diambil dari wahyu dan diformulasikan dalam keempat produk pemikiran hukum islam-fiqh, fatwa, keputusan pengadilan, dan uu-yang dipedomani dan diberlakukan bagi umat islam indonesia
2. Dasar Hukum Berlakunya HPI
a. perkawinan: uu no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, pp no. 9 tahun 1975, inpres no. 1 tahin 1991, uu no. 32 tahun 1954 tentang penetepan berlakunya uu no. 22 tahun 1946 tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk di seluruh daerah luar jawa dan madura, uu no. 3 tahun 2006 amandemen uu no. 7 tahun 1989 tentang pa
b. kewarisan: khi, dan uu no. 3 tahun 2006 amandemen uu no. 7 tahun 1989 tentang pa
c. perwakafan: uu no 41 tahun 2004 tentang wakaf dan pp no. 42 tahun 2006
3. Latar Belakang Dan Teori-Teori Berlakunya Hukum Islam
a. latar belakang: baca hukum islam di indonesia, ahmad rofiq, p.10-13
b. teori-teori berlakunya: (1) teori receptio in complexu:berdasarkan kenyataan hukum islam diterima secara menyeluruh oleh umat islam (bukti-buktinya, baca lebih lanjut, ahmad rofiq, p. 13-16), (2) (2)teori receptie: hukum yg berlaku bagi umat islam adalah hukum adat mereka masing-masing. hukum islam dapat berlaku apabila telah diresipsi oleh hukum adat, (3) teori receptie exit atau receptie a contrario: hukum adat baru berlaku kalau tdk bertentangan dengan hukum islam (baca lebih lanjut ahmad rofiq, p.21-24.
4. Proses Penyusunan Hpi Dan Rujukannya

PROSES PENYUSUNANNYA HPI (KHI) EMPAT JALUR:
(1) JALUR KITAB-KITAB FIQH: DILAKSANAKAN OLEH 7 IAIN KHUSUSNYA FAKULTAS SYARI’AH IAIN:
A. IAIN AR-RANIRI BANDA ACEH MENELITI:AL-BAJURI, FATHUL MUIN, SYARQAWI ‘ALA AT-TAHRIR, MUGNI AL-MUHTAJ, NIHAYAH AL-MUHTAJ, DAN SY-SYARQAWI,
B. IAIN (SEKARANG UIN SYARIF HIDAYATULLAH) MENELITI: I’ANAH ATH-THALIBIN, TUHFAH, TARQIB AL-MUSYTAK, BALQAH AS-SALIK, SYAMSURI FI AL-FARAID, DAN AL-MUDAWWANAH.
C. IAIN ANTASARI MENELITI: AL-QALYUBI/MAHALLI, FATH AL-WAHHAB DENGAN SYARAHNYA, AL-UMM, BIDAYAH AL-MUJTAHID, BUGYAH AL-MUSYTARSYIDIN, DAN ISLAM AQIDAH WA ASY-SYAR’IYYAH,
D. IAIN (SEKARANG UIN SUNAN KALIJAGA) MENELITI: AL-MUHALLA, AL-WAJIZ, FATH AL-QADIR, AL-FIQH ‘ALA AL-MADZAHIB AL-ARBA’AH, DAN FIQH AS-SUNNAH.
E. IAIN SUNAN AMPEL MENELITI: KASF AL-QINA’, MAJMU’AH FATAWI IBN TAIMIYAH, QAWANIN ASY-SYARI’AH LI AS-SAYYID USMAN BIN YAHYA, AL-MUGNI DAN AL-HIDAYAH SYARAH HIDAYAH TAIMIYAH AL-MUBTADI.
F. IAIN (SEKARANG UIN ALAUDDIN MAKASASR) MENELITI: QAWANIN SYARI’AH LI AS-SAYID SADAQAH DAHLAN, NAWAB AL-JALIL, SYARAH IBN ABIDIN, AL-MUWATTA’, DAN HASIYAH SYAMSUDDIN.
G. IAIN IMAMM BONJOL PADANG MENELITI: BADA’I AS-SANAI, TABYIN AL-HAQIQ, AL-FATAWA AL-HINDIYAH, FATH AL-QADIR DAN NIHAYAH
(2) JALUR WAWANCARA DENGAN ULAMA YANG MEMPUNYAI KEHLIAN DIBIDANG FIQH DI 10 PTA: Banda aceh, Medan, Padang, Palembang, Banduhg, Surakarta, Surabaya, Banjarmasin, Ujung Pandang, dan Mataram.
(3) Jalur yurisprudensi Peradilan Agama: Dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam terhadap 10 Himpunan Putusan PA.
(4) Jalur Studi Perbandingan, dilakukan ke Negara Timur Tengah: Marokko, Turki, dan Mesir oleh H. Msrani Basran, SH dan Mchtar Zarkasyi, SH
HASIL PENELITIAN 4 JALUR INI MENGHASILKAN KHI YG SDH MENDAPTKAN PERSETUJUAN PRESIDEN BERUPA INPRES NO. 1 TAHUN 1991

5. SKENARIO PERTEMUAN II
Rahman (17 tahun) dan Rahmah (14 tahun) dinikahkan oleh ayahnya di hadapan 2 orang saksi yang telah aqil-balig. Pada tahun kedua dari perkawinannya, Rahman tanpa sepengetahuan (seijin) Rahmah-Isterinya menikah lagi dengan seorang wanita inisial C. Sejak perkawinan Rahman dengan isterinya yang kedua (C), kehidupan rumah tangga mereka tidak harmonis lagi, hal ini dipicu olehperilaku Rahman yang mau menang sendiri dan tidak bisa berlaku adil terhadap Rahmah selaku isteri pertama. Akibatnya, rumah tangga mereka tidak harmonis lagi karena sering kali terjadi percekcokan. Puncaknya, Rahmah minggat dari tempat suaminya dan minta diceraikan.

6. ASAS YANG PRINSIPIL DALAM UU NO. 1 TAHUN 1974
1) Tujuan perkawinan utk membentuk klg yg bahagia dan kekal. Utk itu, suami-isteri perlu slng membantu d melengkapi agr msing2 dpt mngmbkn kepribadiannya mmbnt d mncpi kesjhtraan spiritual d material.
2) Dlm UU ini ditgskn bhw swt perkwn sah apbl dlkkn mnrt hkm msng2 agmny d kprcyan itu. D di smpng itu tiap2 perkwn hrs dicatat mnrt peraturan per-uu yg berlaku.
3) UU ini mngndng asas monogami. Hny apbl dkhndki oleh ybs krn hkm d agama dr ybs mengizinkan sorg suami dpt beristeri lbih dr 1.
4) UUP ini mngnut prinsip bhw cln sutri hrs tlh msk jiwa raganya utk dpt mlngsngkn perkwn, agr dpt mwjdkn 7-an perkwn scr baik tnp bpkr pd prcraian d mndpt ketrn yg baik d sht.
5) Krn 7-an perkwn utk mbntk klg yg bhg kekal d sjhtr, mk UU ini mngdng prinsip mempersulit trjdny perceraian.
6) Hak d kddkn istri adlh simbng dg kddkn d hak swm, baik dlm khdpn rt mupn dlm pergln msyrkt, shg dg dmk sgl sswt dlm klg drndngkn d diptskn brsm olh sutri (Sumber, Rofiq, 56-57)
7. PEMINANGAN
UU Perkawinan sama sekali tdk membicarakan peminangan. Menurut Prof. Dr. Amir Syarifuddin hal tersebut mungkin disebabkan peminangan itu tdk mempunyai hubungan yg mengikat dengan perkawinan. Namun dmk, KHI mengatur dlm Psl 1, 11, 12 dan 13 (Lihat Amir Syarifuddin,

8. Pengertian Peminangan dalam KHI:
Kegiatan upaya ke arah terjadinya hubungan perjodohan antara seorang pria dan wanita dg cara2 yg baik dan ma’ruf (Bab I, Psl 1 KHI).
Pihak yg melakukan peminangan diatur dlm Psl 11 ”Peminangan dpt dilakukan langsung oleh org yg berkehendak mencr psng jodoh, ttp dpt jg dilakukan olh perantara yg dpt dipercaya”.
Akibat hukumnya:
(1) Peminangan blm menimbulkan akibat hukum dan para pihak bebas memutuskan hubungan peminangan.
(2) Kebebasan memutuskan hubungan peminangan dilakukan dg cara yg baik ssw dg tuntunan agama dan kebiasaan setempat shg tetap terbina kerukunan dan saling menghargai (Psl 13 KHI).

9. RUKUN DAN SYARAT PERKAWINAN
Saudara dipersilahkan membaca Buku Ahmad Rofiq Bab V tentang Syarat-syarat Perkawinan, hlm. 69-99. Dari pembacaan Anda tersebut, Anda diminta untk menjelaskan:
a. Apakah UU No. 1 Th 1974 mengatur tentang syarat dan rukun perkawinan, kalau iya, jelaskan
b. jelaskan perbedaanya dengan syarat rukun perkawinan menurut fiqh munakahat!

10. Hak dan kewajiban suami kiteri
a. Hak adalah apa-apa yg seharusnya diterima oleh suami-isteri, sedangkan kewajiban apa yg mesti dilakukan oleh suami atau isteri terhadap pasangannya.
b. Mengenai hak dan kewajiban suami-isteri diatur dalam pasal 30 sd 34 UUP: (1) Psl. 30 :Suami-isteri memikul kewajiban yg luhur utk menegakkan rumah tngga yg mrnjadi sendi dasar dr susunan masyarakat, (2) Psl 31 ayat
(1) “Hak dan kedudukan isteri adlh seimbang dg hak dan kedudukan suamu dlm rumah tangga dan peragualan hidup bersama dlm masyarakat”
(2) masing2 pihak berhak utk melakukan peruatan hukum
(3) Suami adalah kepala rumah tangga dan isteri ibu rumah tangga
Pasal 32
(1) Suami harus mempunyai tempat kediaman yg teteap,
(2) Rumah tempat kediaman yg dimaksud dlm ayat (1) pl ini ditentukan oleh suami isteri bersama,
Pasal 33 :suami-isteri wajib saling cintai mencintai hormat menghormati setia dan memberi bantuan lahir batin yg satu kpd yg lain.
Pasal 34 (1) suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sswt keperluan hidup rumah tangga sswi kemampuannya, (2) Isteri wajib mengatur rumah tangga sebaik-baiknya, (3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajiban masing2 dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

11. Asal-usul anak
a. UU No. 1 Tahun 1974mengatur ttg asal-usul anak dalam Pasal 42, 43, 44, dan Pasal 99, 100, dan 101 KHI.
b. Pasal 42: Anak yg sah adalah anak yg dilahirkan dalam atau sbg akibat perkawinan yg sah.
c. Pasal 43: (1) Anak yg dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dg ibunya dan keluarga ibunya. (2) Kedudukan anak tsb dlm ayat (1) di atas selanjunya akan diatur dalam PP.
d. Pasal 44: (1) Seorang suami dpt menyangkal sahnya anak yg dilahirkan oleh isterinya bilamana ia dpt membuktikan bhw isterinya tlh berzina dan anak itu akibat perzinaan tsb. (2) Pengadilan memberikan keputusan sah/tidaknya anak atas permintaan pihak yg bersangkutan.

12. Dalam KHI diatur dalam Pasal 99, 100, dan 101
a) Pasal 99: Anak yg sah adalah: a. anak g dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yg sah, b. hasil pembuahan suami isteri yg sah di luar rahim dan dilahirkan oleh isteri tsb.
b) Pasal 100: Anak yg lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dg ibunya dan keluarga ibunya.
c) Pasal 101: Seorang suami yg mengingkari sahnya anak, sdg isteri tdk menyangkalnya dpt meneguhkan penngkarannya dg li’an.

13. Memperhatikan Pasal 42 UUP dan 99 KHI tersebut dpt disimpulkan bahwa:
a. Ada dua kemungkinan sahnya anak: a. anak yg dilahirkan dlm perkawinan yg sah, b. dan anak yg dilahirkan sbg akibat perkawinan yg sah. Kemungkinan pertama memberi toleransi hukum kpd anak yg lahir dlm perkawinan yg sah, meskipun jarak antara pernikahan anak kurang dari batas minimal usian kandungan 6 bulan. Kemungkinan kedua, untuk sahnya anak memenuhi usia minimal kandungan 6 bulan: al-Ahqaf ayat 15: “Wahamluhu wafishaaluhu tsalaatsuuna syahran” mengandung sampai menyapinya 30 bulan (2 setengah tahun).dan Luqmaan, ayat 14: “Hamalathu ummuhu wahnan ‘alaa wahnin wa fishaaluhu fi ‘amain” Ibunya tlh mengandungnya dlm keadaan lemah yg bertambah-tambah dan menyapinya dalam 2 tahun (24 bulan). Dg dmk, usia minimal kandungan: 30-24= 6 bulan.
b. Pasal 99 huruf, b KHI mengandung pembaharuan hukum yg mengantisipasi kemungkinan terjadinya bayi tabung. (Sumber: Baca Ahmad Rafiq, h. 221-234, dan Ahmad Azhar Basyir, 107)

14. PEMBAGIAN TUGAS
1) MINGGU VIII, 13-04-2009, POKOK BAHASAN: “PUTUSNYA PERKAWINAN DAN AKIBAT HUKUMNYA ”.Humaedi (Hadir)
2) MINGGU IX, 20-04-2009, POKOK BAHASAN: “KETENTUAN UMUM HUKUM KERWARISAN DI INDONESIA, AHLI WARIS KEWAJIBANNYA ATAS HARTA PENINGGALAN SIPEWARIS”. ARIEF BUDI (hadir)
3) MINGGU X, 27-04-2009, POKOK BAHASAN: “PENYEBAB PENGHALANG SALING MEWARISI, BAGIAN MASING2 AHLI WARIS DAN HUKUM WASIAT DAN HIBAH”.HESNU DAN IVAN (hadir)
4) MINGGU XI, 4-05-2009, POKOK BAHASAN: “HUKUM PERWAKAFAN DI INDONESIA,FUNGSI DAN SYARAT-SYARATNYA” AHMAD SYUKRON
5) MINGGU XII, 11-05-2009, POKOK BAHASAN: “KEWAJIBAN DAN HAK NADZIR SERTA TATACARA PERWAKAFAN” DAN PERUBAHAN HARTA WAKAF, SERTA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HARTA WAKAF” DEDY DAN HUSSAINI
6) MINGGU VIIII, PUTUSNYA PERKAWINAN DAN AKIBAT HUKUMNYA
a) PASAL 38 UUP MENYATAKAN PERKAWINAN DPT PUTUS KARENA: A. KEMATIAN, B. PERCERAIAN, DAN C. ATAS KEPUTUSAN PENGADILAN
b) PASAL 39 UUP (1) PERCERAIAN HANYA DPT DILAKUKAN DI DEPAN SIDANG PENGADILAN SETELAH PENGADILAN YG BERSANGKUTAN BERUSAHA DAN TDK BERHASIL MENDAMAIKAN KE 2 BLH PIHAK (BACA 115 KHI), (2)UTK MELAKUKAN PERCERAIAN HARUS ADA CUKUP ALASAN, BHW ANTRA SUAMI ISTERI TDK DPT HIDUP RUKUN SBG SUAMI ISTERI (3) TATA CARA PERCERAIAN DI DEPAM SIDANG PENGADILAN DIATUR DLM PERUNDNGAN TERSENDIRI
c) PASAL 40 (1) GUGATAN PERCERAIAN DIAJUKAN KPD PENGADILAN (2) TATACARA MENGAJUKAN GUGTAN TSB PD AYAT (1) PSL INI DIATUR DLM PERATURAN LAIN.
d) PSL 14 KHI: PUTUSNYA KRN PERKAWINAN DISEBABKAN KRN PERCERAIAN DPT TERJADI KRN TALAK ATAU BERDASARKAN GUGATAN PERCERAIAN

15. AKIBAT PUTUSNYA PERKAWINAN
a) PASAL 41 UUP: AKIBAT PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN: A. BPK/IBU WAJIB MEMELIHARA DAN MENDIDIK ANAK-ANAKNYA EMATA-MATA KRN KEPENTINGAN ANAK-ANAK, BILA ADA PERSELISIHAN MENGENAI PENGUASAAN ANAK2 PENGADILAN MEMBERI KEPUTUSANNYA. B. BPK YG BETANGGUNG JWB ATAS SMW BIAYA PEMELIHARAAN DAN PDDKN YG DIPERLUKAN ANAK ITU. BLMN BPK TDK DPT MEMENUHI KWJBN TSB. PENGADILAN DPT MENENTUKAN BHW IBU IKUT MEMIKUL BIAYA TSB. C. PENGADILAN DP MWJBKN KPD BEKAS SUAMI UTK MEMBERIKAN BIAYA PENGHIDUPAN DAN/ATAU MENENTUKAN SWT KEWAJIBAN BG BEKAS ISTERINYA. (PERLINDUNGAN ANAK)
b) AKIBAT TALAK PSL 149 KHI
c) AKIBAT PERCERAIAN (CERAI GUGAT) PSL 156 KHI
d) AKIBAT KHULU’ PSL 161
e) AKIBAT LI’AN, PSL 162
f) AKIBAT DIRINGGAL MATI SUAMI, BUKU III, PSL 157 KHI MENUNJUKNPSL 96-97 KHI

16. Wasiat dan hibah
1) Wasiat (194-2009)= 197: wasiat batal krn terkait dengan psl 173, psl 201, wasiat lbih dr 1/3 sdkn ahli waris ada yg keberatan, mk wasiat hanya 1/3, Psal 209 (1) dan (2) wasiat wajibah thd ayah angkat dan anak angkat
2) Hibah: Psl 211-214. Psl 211= Hibah dari orang tua kpd anaknya dpt diperhitungkan sbg warisan. Hibah yg diberikan pd saat pemberi hibah dlm keadaan sakit yg dekat kematian, maka harus mendapat persetujuan dari ahli waris

17. HUKUM PERWKAFAN DI INDONESIA:FUNGSI DAN SAYARAT2NYA
1) Perkembangan pengertiannya pengaturan : Psl 1 ayat (1) “perbuatan hukum seseorang atu badan hukum yg memisahkan sebagian dari harta kekayaan yg berupa TANAH MILIK dan melembagakannya utk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dg ajaran agama Ilam.
2) Inpres No. 1 Tahun 1991 KHI: Psl 215 “Wakaf perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakan utk selama-alamanya guna kepeningan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.
3) Pasal 1 ayat (1) UU No. 41 Tahun 2004 “ Perbuatan hukum wakif utk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagain harta benda miliknya utk dimanfaatkan sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar